Kamis, Mei 14, 2009

My Poetry

Karya : Siti Rohmah Maryani
Kelas : XI-Bahasa


Hariku

Ku buka kelopak mataku

ku kedipkan

silaunya cahaya yang terpancar

menembus jendelaku

Suara bergemuruh

keras…

bising di telinga

seperti tak peduli menyambut hari

Dengan tergopoh-gopoh

dan tak kenal diri

aku pergi menelusuri hari

Rindu Masa Itu

Masih teringat di benakku

untaian masa lalu yang indah

bersenandung luka

di atas hamparan dunia

Ku dengar kicauan burung

merdu di telinga

membangunkanku akan masa silam itu

yang selalu mengiringiku di manapun aku berpijak

Ku pandang luasnya rumput-rumput yang menguning

mengingatkanku pada keEsaan-Mu

yang melebihi indahnya pandanganku kini

Sang surya menghangatkan tubuh

menenangkan jiwa dan asa yang sendiri

Tuhan…

hembuskan secercah kebahagiaan

untuk mengukir masa indah itu kembali

Menuju Cahaya-Mu

Di tengah keramaian dunia

ku duduk termenung membisu

diiringi dinginnya tiupan angin

dan hangatnya mentari pagi

Hatiku sunyi sepi dalam lantunan lagu

yang terasa tak terdengar lagi di sela-sela gendang telingaku

hanya kicauan burung yang terdengar begitu lembut membelai kalbu

Ku ingin diri ini bagai semut merah

yang berbaris di hamparan panasnya tanah semen

dengan menantang kerasnya, kasarnya, dan likunya jalan di hadapnya

tanpa berhenti

hanya untuk menuju cahaya-Mu

Indah

Tak terasa semua habis

semua kering, berantakan tak beraturan

bagaikan hati yang bahagia

Aku merasa berat untuk berdiri

berjalan dan berlari

aku lumpuh tak berdaya

Tangan-tangan kering kaku

berbau tak berupa

terbujur menengadah ke atas langit yang tak berujung

tak berarti

Kini deburan ombak membasuhiku

lembut mewangi tertiup angin

membawa aku ke tempat yang indah

agar aku tak terjaga

Curahan Hati

Dunia…

begitu menyiksaku

semua seakan benci akan diriku yang serba kekurangan

menjauhiku seperti orang menjauhi sebuah tong sampah yang jijik

dan tak memperdulikanku

Semua begitu menyakitkan

membuat hatiku remuk bagai terlindas mobil truk

hancur tak tertata lagi

seakan mati tak bernyawa

Hari-hariku semakin sepi

tiada teman di sekelilingku

menghiburku dengan gangguan yang menuju diriku

Tapi kini…

semuanya hilang bagai ditelan bumi

yang tak akan kembali lagi ke hadapanku

Terima kasih dunia…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana komentar Anda?